Jakarta - Ketika ada orang ingin pinjam duit, apalagi orang tersebut tidak terlalu bersahabat tapi juga tidak jauh, maka akan timbul kegalauan dalam diri kita.
Galau apakah layak orang ini diberi pinjaman. Galau apakah uang anda akan balik lagi? Dan banyak pertanyaan yang menghantui diri kita.
Sudah bukan diam-diam lagi bahwa pinjam meminjam dapat merusak relasi pertemanan bahkan relasi keluarga. Sering kita dengar bahwa orang yang diberi pinjaman jauh lebih galak saat kita tagih.
1. Ada Tidak Duitnya?
2. Mengapa Kita Perlu Memberikan Pinjaman?
3. Untuk Apa?
Nah artikel kali ini akan membahas 2 hal lagi yang harus kita tanyakan ke diri kita sebelum menawarkan pinjaman ke orang lain, apa itu?
4. Bagaimana Jika
Pada beberapa kasus, peminjam ialah orang yang menggampangkan. Kalangan ini, memandang orang yang ia pinjami, hidupnya enak. Padahal, demi kebutuhan keluarga dan uang yang dipinjamkan, peminjam bekerja jauh, menjalani kehidupan Long Distance Relationship (LDR), pulang bertemu keluarganya hanya sebulan bahkan setahun sekali.
Dalam hal pinjam untuk modal bisnis, Salah satu cara yang dapat dilakukan dalam memberi pinjaman ialah dengan, "bagaimana kalau sharing modal saja." Ingat untuk meminta tawaran analisa usaha. Cara ini menyerupai memberi kail, bukan ikan dan menciptakan orang lebih bertanggungjawab.
5. Kira-Kira Balik Nggak Ya Duitnya?
Pertanyaan yang sering muncul adalah, "balik gak ya duitnya kalau saya kasih pinjam?" Jika yakin balik sempurna pada waktunya sah-sah saja diambilkan dari dana yang sebetulnya dana terpakai namun tidak terlalu urgent, mirip dana sisa belanja, atau dana entertain pribadi, "uang laki-laki," "uang perempuan." Namun kalau ada kekhawatiran bakal telat balikin, baiknya memang dari dana sisa yang benar-benar belum ada tujuan pakainya.
Bagaimana kalau yakin gak bakal dibalikin? Biasanya orang tidak balikin ada 2 kategori, pertama sebab memang tidak ada buat balikin, ia kategori butuh dibantu. Jangankan untuk balikin, meminjam itupun ia lakukan sehabis berpikir beribu kali dan sudah menahan lapar berhari-hari.
Dalam kondisi ini, jangan diberi pinjaman, tapi berikan dana dari alokasi soisal, zakat kalau masuk dalam 8 kategori akseptor zakat, atau dana sedekah, sehingga ia tidak ada aturan pinjam meminjam namun, sedekah, dukungan atau hadiah.
Jika sekiranya tidak dibalikin, sebab kategori kedua yaitu sengaja, tidak usah diberi pinjaman, daripada menghancurkan relasi sebab menciptakan suasana menjadi tidak nyaman. Tidak ditagih, nyatanya berutang, ditagih, galakan yang utang. Mengalami?
Pasti pernah mengalami deeeh. Makanya sebelum ngasih utang pastikan dulu keuangan anda sehat dan baik, jangan malah terganggu. Nah tau niscaya sehat dan baiknya ke mana?
Cek di kelas atau workshop yang dilaksanakan oleh tim IARFC Indonesia atau tim AAM & Associates.
Di Jakarta dibuka workshop sehari perihal bagaimana cara Mengelola Gaji dan Mengatur Uang bulanan dan Belajar dan Teknik Menjadi Kaya Raya dan juga workshop sehari perihal Reksadana. Ada juga workshop khusus perihal Asuransi membahas Keuntungan dan Kerugian dari Unitlink yang sudah anda beli.
Karena banyak permintaan, dibuka lagi workshop Komunikasi yang memukau lawan bicara anda (menghipnotis), cocok untuk anda orang sales & marketing, untuk komunikasi ke pasangan, anak, boss, anak buah, ke siapapun, info.
Untuk ilmu yang lebih lengkap lagi, anda dapat berguru perihal perencanaan keuangan komplit, bahkan dapat jadi konsultannya dengan akta Internasional dapat ikutan workshop Basic Financial Planning dan workshop Intermediate dan Advance Financial Planning di Pertengahan Info lainnya dapat dilihat di www.IARFCIndonesia.com (jangan lupa tanyakan DISKON paket)
Anda dapat diskusi tanya jawab dengan cara bergabung di akun telegram group kami "Seputar Keuangan" atau klik di sini.
Di artikel berikutnya kita akan bahas mirip apa sih sebetulnya budbahasa pinjam-meminjam yang dapat dilakukan dan dibenarkan? Yuk simak terus.
Baca juga: 3 Kunci Sukses Mengatur Duit (1) |
Disclaimer: artikel ini merupakan kiriman dari kawan yang bekerja sama dengan detikcom. Redaksi detikcom tidak bertanggung jawab atas isi artikel yang dikirim oleh mitra. Tanggung jawab sepenuhnya ada di penulis artikel.
Post a Comment