Jakarta - Saat sedang stres, seringkali hal pertama yang tercetus di benak individu ialah makan. Pikirnya, dengan makan, pikiran yang stres akan hilang dan perasaan akan membaik.
Sebuah penelitian menemukan 30 persen perempuan dan 24 persen laki-laki mengatasi stres dengan mengonsumsi makanan yang berlebihan.
"Secara psikologis, ketika merasa jelek badan akan bereaksi mencari sesuatu yang lebih baik sebagai defens mechanism. Dalam kondisi ini, seseorang biasanya menginginkan makanan berkalori tinggi dengan gizi minim, menyerupai es krim, kue, coklat, kentang goreng atau pizza," kata psikolog klinis dari Lighthouse, Tara de Thouars, BA, MPsi, dikala ditemui pada program Emotional Eating oleh Unilever, Selasa (18/12/2018).
Tara menambahkan, dikala stres pengambilan keputusan seringkali tidak tepat, termasuk pilihan dikala makan. Itu sebabnya banyak orang yang lalu menyesal sesudah makan banyak.
Tanpa disadari, kebiasaan tersebut sanggup memicu emotional eating yang sanggup meningkatnya asupan Gula Garam Lemak (GGL) sehingga badan rentan akan penyakit menyerupai obesitas, diabetes, darah tinggi dan penyakit jantung.
"Ketika kondisi ini terus berulang, maka badan akan menyimpan kalori dalam jumlah besar. Emotional eating yang tidak ditangani akan mengakibatkan gangguan fisik menyerupai kegemukan atau obesitas," tambahnya.
Emotional eating juga biasanya dipengaruhi lantaran teladan asuh semenjak kecil. Misalnya ketika sedang belajar, disuguhi kudapan atau dikala menangis diberikan permen atau makanan bagus lainnya semoga menjadi lebih tenang.
"Sejak kecil diajarkan untuk makan biar lebih nyaman. Karena itu ketika berakal balig cukup akal gres ngeh bila stres maka pelampiasannya makan," lanjutnya.
Tara menghimbau, emotional eating atau memberi makan emosi memang terkesan sederhana tapi menjadikan ancaman bagi tubuh. Sebab, emotional eating bersahabat hubungannya antara sistem pencernaan dan pikiran sebagai sentra pengatur lapar.
"Jadi dikala stres ada baiknya untuk mencari faktor penyebabnya. Makan boleh, tapi bila berlebihan juga sanggup bahaya," pungkasnya.
Post a Comment