0 Comment
Foto: Internet/ebcitizen.comFoto: Internet/ebcitizen.com

Jakarta - Konsumen China belakangan ini mengurangi beberapa produk asal Amerika Serikat (AS). Salah satu produk yang mencicipi kemerosotan ialah iPhone.

Namun ternyata hal itu tidak berlaku bagi pasar perumahan AS. Antusiasme warga China masih besar untuk membeli real estate di AS.

Mereka bahkan menjadi pembeli absurd paling banyak kedua untuk produk perumahan AS. Kini mereka juga mulai masuk ke pasar perumahan yang harganya lebih rendah.

"Orang China intinya agnostik secara politis. Apa yang saya maksudkan ialah meskipun ada ketegangan besar antara pemerintah AS dan China, warga Tiongkok sepertinya sanggup memisahkan kekacauan politik dengan investasi real estate," kata Agen Real Estate yang berbasis di San Francisco, Michi Olson dilansir dari CNBC, Rabu (9/1/2018).


Olson menyampaikan perbedaan terbesar tahun ini ialah titik harga. Awalnya, pembeli kaya Tiongkok membeli properti bernilai jutaan dolar AS, semuanya dalam bentuk tunai. Sekarang lebih banyak pembeli China kelas menengah mencari rumah dengan harga lebih rendah.

"Orang-orang China masih melihat Amerika Serikat sebagai pelabuhan yang kondusif di mana mereka sanggup membeli aset dan memarkir uang mereka tidak hanya untuk kekayaan mereka tetapi juga untuk masa depan bawah umur mereka," kata Olson.

Beberapa pemberi proteksi di kawasan San Francisco kini secara khusus melayani pembeli China. Harga rata-rata rumah yang dijual kepada pembeli China turun dari US$ 530.000 pada 2017 menjadi US$ 439.000 di 2018, berdasarkan Realtors. Sementara California masih menjadi lokasi favorit pembeli China. Mereka mulai melirik ke Texas, Georgia dan Florida.



Laura Barnett menjual real estat di kawasan Dallas / Fort Worth dan melihat undangan China yang sehat di sana. Dia menyampaikan sebagian besar pembeli absurd masih memakai uang tunai.

Selain itu, banyak dari warga China yang bekerja di perusahaan teknologi di AS. Olson mengaku mempunyai beberapa klien China yang anak-anaknya sudah bekerja di perusahaan teknologi di California. Orang tuanya akan terbang dari China dengan uang tuna untuk membeli sebuah kondominium. Itu terjadi di tempat lain.

Misalnya, pembeli China berbondong-bondong ke open house di Long Island City di Queens, New York, hanya seminggu sehabis Amazon mengumumkan akan membuka kantor sentra gres di sana.

Post a Comment

 
Top