
Jakarta -
Aksi demo yang dilakukan mantan pegawai 7-Eleven (Sevel) hari ini menjadi agresi yang terakhir. Mereka sekarang berjuang menempuh jalur hukum.
Perwakilan dari mantan pegawai Sevel ditemani kuasa hukumnya, Oktavianus Setiawan telah melaksanakan negosiasi dengan pihak administrasi PT Modern Internasional Tbk (MDRN) yang diwakili GM HRD Perseroan Melani.
Dalam negosiasi itu para eks pegawai Sevel menuntut sisa pesangon yang belum dibayarkan. Totalnya mencapai Rp 7,2 miliar untuk 162 orang.
"Jadi total yang harus dibayar Rp 11,6 miliar dari 162 karyawan. Kemudian yang sudah dibayar Rp 4,3 miliar pada Mei 2018. Kami hanya menuntut kepastian," kata Oktavianus di Gedung Ricoh, Jakarta, Rabu (9/1/2018).
Pihak perusahaan pun menyatakan bahwa belum sanggup mengambil keputusan ketika ini. Mereka meminta waktu 2 ahad untuk melaksanakan negosiasi sebelum mengambil keputusan.
Pihak mantan pegawai pun mendapatkan alasan perusahaan dan menunggu keputusan perusahaan. Namun, kata Oktavianus, mereka tidak akan lagi berjuang dengan cara melaksanakan aksi, mereka akan menempuh jalur hukum.
"Kami sudah buat laporan pada tanggal 18 Oktober 2018. Nomor tanda terima nomor 1084/X/2018 di Bareskrim. Ini masih ditangani Bareskrim tidak dioper ke Polda," terangnya.
Pihaknya melaksanakan laporan tersebut karena menduga adanya kecurangan yang dilakukan perusahaan. Mereka curiga perusahaan tidak menyalurkan penuh uang security deposit sebesar US$ 5 juta dari 7-Eleven pusat.
Kecurigaan itu muncul ketika adanya perbedaan pernyataan dari Modern Internasional dan Borelli Walsh selaku konsultan perusahaan dan mediator proses penyelesaian utang MSI perihal proses pencairan uang security deposit itu.
"Borelli Walsh menyatakan sudah cair 1 batch. Lalu kita tanyakan ke Sevel Indonesia uang turun sudah 3 batch. Kaprikornus kami tanda tanya, yang benar yang mana. Padahal dua-duanya tandatangan ketika pencairan. Tidak mungkin cair jikalau salah satu tidak tanda tangan," terangnya.
Dalam perkara itu, Oktavianus melaporkan pihak PT Modern Sevel Indonesia (MSI) dalam hal ini Direktur MDRN Johannis yang juga pernah menjadi Direktur di MSI. Yang kedua, pihaknya juga melaporkan Borelli Walsh.
"Selama ini mereka tidak terbuka. Kita tidak tahu yang sudah cair dari sentra berapa, digunakan untuk apa saja. Kita menuntut transparansi," tambahnyt
Post a Comment