Jakarta - Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) menilai harga pangan yang terus menggerus daya beli konsumen akan menjadi tantangan di 2019
Ketua KPPU Kurnia Toha mengungkapkan fluktuasi harga pangan diduga adanya praktik persaingan perjuangan yang tidak sehat.
"Dengan harga pangan yang terus menggerus daya beli konsumen. Sebagian di antaranya ditengarai oleh praktek kartel," kata Toha dalam program outlook persaingan perjuangan di Hotel Borobudur, Jakarta, Rabu (19/12/2018).
"Dalam tataran perekonomian yang terintegrasi secara global kita diingatkan untuk bersiap menyiapkan akuisisi dan praktek kartel yang akan melonjak tajam," ujar dia.
Dia menjelaskan, KPPU telah melaksanakan banyak pemeriksaan di antaranya banyak terfokus di sektor pangan.
"Yang saya kira akan terus berlanjut sampai tahun depan. Konsolidasi bisnis dan konsekuensi perlambatan ekonomi ditengarai akan terus berlanjut," ungkap dia.
Kurangnya instrumen aturan yang dapat menunjukkan pengaruh jera bagi pelaku perjuangan masih belum cukup banyak. Sehingga masih banyak praktik yang diduga berjalan tidak sehat. Persekongkolan perjuangan juga akan marak terjadi di daerah.
"Pekerjaan besar kita ke depan alasannya yakni itu terus menerus mengkoreksi kegagalan pasar. Sebagai sumber inefisiensi perekonomian tidak membebani instrumen menghambat pertumbuhan industri serta menguras daya saing nasional," terang dia.
Baca juga: KPPU Awasi Industri Jasa Uang Tambang |
Tonton juga 'Pengamat: Tahun Politik, Apapun Kini Bisa Dipolitisasi':
Post a Comment